Penelitian ini dilatarbelakangi oleh suatu fenomena pembagian harta warisan yang
terjadi di masyarakat Nagari Lurah Ampalu. Mereka menyerahkan harta warisan
(pusako rendah) yang berada di lokasi harta pusaka tinggi kepada anak perempuan.
Beberapa masalah dalam penelitian ini yaitu, faktor penyebab masyarakat melakukan
pembagian harta pusaka tinggi dan pusaka rendah tidak berdasarkan hukum Islam
dan cara penyelesaian secara syariat terhadap dua jenis harta warisan yang telah
bercampur itu. Data dalam tulisan ini diperoleh melalui wawancara dan dokumentasi.
Adapun faktor penyebab masyarakat membagi warisan ini bersumber dari tradisi
nenek moyang terdahulu, minimnya pengetahuan masyarakat dalam ilmu faraid dan
adanya keterpaksaan antara ahli waris. Solusi yang digunakan oleh ulama lokal yaitu
menghitung harga tanah pusaka tinggi dan hasil penjualannya diserahkan kepada
pemegang harta pusaka tinggi. Aset yang berada di atas tanah pusaka nenek moyang
dibagikan kepada ahli waris yang ada menurut hukum farā’iḍ. Solusi terakhir adalah
memindahkan atau mengeliminasi aset yang ada di atas pusaka tinggi.
Kata Kunci: warisan, pusaka tinggi, pusaka rendah, farā’iḍ