Pendidikan dan pelatihan bagi pengelola perpustakaan madrasah dan sekolah se-Kota Padang untuk
mengelola perpustakaan yang ada mestinya memiliki latar belakang pendidikan Ilmu Perpustakaan.
Faktanya, kepala perpustakaan adalah guru bidang studi dan pengelola perpustakaan masih berstatus
honorer. Kurangnya perhatian dari pimpinan sehingga pengelola perpustakaan tidak kreatif karena
tidak adanya pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan. Angket disebar tim pengabdian ke 74
sekolah dan madrasah di Kota Padang dan angket yang kembali hanya 30 yang rata-rata nilai akreditasi
perpustakaan sekolah sangat rendah dan di bawah standar nilai akreditasi yang dikeluarkan oleh
Perpustakaan Nasional Jakarta. Metode pengabdian berbasis riset ini adalah Participation Action
Research (PAR) yang melibatkan pihak dari Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Barat,
Kearsipan dan Perpustakaan Propinsi Sumatera Barat, Kepala Kementrian Agama Kota Padang
diundang sebagai pemateri. Dari hasil kegiatan diklat belum terlihat nyata kebijakan yang akan
dilakukan oleh para pemimpin dan pengambil keputusan untuk memajukan perpustakaan ke arah yang
lebih baik.