ABSTRAK
Anak-anak keluarga kurang mampu yang tinggal di daerah-daerah marginal sering menghadapi berbagai kendala dalam meningkatkan kualitas diri mereka. Salah satunya adalah dalam bidang pendidikan, khususnya pada aspek kemampuan berkomunikasi secara verbal. Fenomena itulah yang melatarbelakangi penelitian ini dilakukan kepada anak-anak keluarga nelayan yang tinggal di daerah wisata pantai Padang, Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan kajian sosiopragmatik sehingga dapat diungkapkan kemampuan berkomunikasi mereka baik dalam bahasa ibu/ L1 (Bahasa Minang) maupun bahasa kedua/ L2 (Bahasa Indonesia). Subjek penelitian ini adalah murid-murid kelas IV, V dan VI SDN 14 dan SDN 29.
Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara. Triangulasi digunakan dengan mewawancarai orangtua dan guru tempat anak-anak bersekolah. Kemampuan sosiopragmatik anak diukur menggunakan teori fungsi bahasa Haliday (1973) dan skala kesantunan Leech (1983). Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak di wilayah pantai Padang lebih nyaman berkomunikasi formal dengan guru dalam bahasa Ibu/ L1 dibanding bahasa ke-dua/ L2. Kemampuan menggunakan bahasa berdasarkan fungsinya dalam kedua bahasa sangat baik tetapi tingkat keantunan dalam berbicara masih harus ditingkatkan. Faktor yang dominan mempengaruhi pilihan bahasa anak-anak nelayan adalah ekonomi keluarga serta lingkungan sosial.
Kata Kunci: Kemampuan Berkomunikasi, Keluarga Marginaal, Pariwisata Pantai Padang