ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bentuk-bentuk karakter Irwan Prayitno yang dikonstruksi oleh media massa dan pola konstruksi yang digunakan oleh masing-masing media massa tersebut. Model kajian yang digunakan adalah deskriptif dengan menerapkan mixing method, kualitatif dan kuantitatif. Data penelitian diambil dari media cetak Padang Ekspress, Singgalang, dan Haluan. Sesuai dengan orientasi penelitian, data diambil dari pemberitaan Agustus-November 2015. Data dianalisis dengan meggunakan tahapan analisis kualitatif model Miles dan Huberman. Secara kuantitatif, ditemukan bahwa jumlah wacana yang memuat karakter IP pada masing-masing media adalah 87 wacana (52%) pada Padang Ekspress, 32 wacana (19%) pada Singgalang, dan 48 wacana (29%) pada Haluan. Hasil analisis terhadap varian data menunjukkan bahwa 163 wacana (97,61%) merupakan kontruksi karakter kepemimpinan positif IP dan hanya 4 wacana (2,39%) yang merefleksikan karakter kepemimpinan negatif. Karakter Irwan Prayitno dalam media massa adalah karakter kreatifitas, keterbukaan pikiran, cinta belajar, dan perspektif pada sifat utama kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan; karakter keberanian, ketekunan, dan integritas pada sifat utama keingintahuan; karakter kecintaan dan kecerdasan sosial pada sifat utama kemanusiaan; karakter loyalitas kepada kelompok, kesetaraan, dan kepemimpinan pada sifat utama keadilan; karakter kerendahan hati dan pengendalian diri pada sifat utama kesederhanaan; karakter apresiatif, harapan, dan spiritualitas pada sifat utama transendensi. ii Beragam bentuk karakter Irwan Prayitno tersebut tersebut dimunculkan dengan pola berbeda pada masing-masing media massa sumber data. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh praktik wacana dan praktik sosial yang melatari munculnya pemberitaan. Dari perspektif praktik wacana, meskipun masing masing pimpinan redaksi menegaskan dijunjungnya independensi media di mata politik, namun mereka tidak menyangkal bahwa pemilik masing-masing media memiliki kedekatan khusus dengan tokoh-tokoh politik tertentu, termasuk Irwan Prayitno. Hal ini terkadang menciptakan kuantitas pemberitaan yang tinggi terhadap sang tokoh politik dengan tetap mengacu pada standar dan prosedur pemberitaan yang berlaku. Dari perspektif praktik sosial, informasi-informasi terkait Irwan Prayitno dipengaruhi oleh situasi dan suasana kontestasi Pilgub Sumbar tahun 2015. Masing-masing media memuat peristiwa terkait Irwan Prayitno dengan tujuan kapitalisasi pengaruh melalui pemberitaan dan iklan kampanye.