Satu di antara karya Shekh Abdul Laṭīf Shakūr asal Balai Gurah Kabupaten Agam adalah al-Mu’āsharah.
Penulisan al-Mu’āsharah diduga terinspirasi dari beragam referensi Arab yang kemudian dikemas ulang
ke dalam bahasa Melayu, bahasa yang dipahami oleh masyarakat umum di Minangkabau. Tulisan ini
bertujuan untuk mengungkap kaitan teks al-Mu’āsharah dengan teks lain yang berhubungan dengannya.
Berdasarkan penelusuran dengan metode interteks, ditemukan bahwa beberapa kisah heroik di dalam al-
Mu’āsharah berasal dari kitab-kitab berbahasa Arab. Kitab Ḥāshiyah al-Bujairimī ‘alā Sharḥ Manhaj al -
Ṭullāb karya Sulaimān al-Bujairimī; Tuḥfah al-‘Arūsīn fī Sādat al-Zawjīn karya Muḥammad Amīn al-
Ḍanāwīy dan Tafsīr al-Qur’ān al-‘Aẓhīm karya Ibnu Kathīr menginspirasi Shakūr untuk menulis
beberapa kisah dan kejadian-kejadian saat Amīrul Mukminīn menjadi khalifah. Kisah Abu al-Dardā’ dan
Salman al-Fārisī bersumber dari kitab al-Muhdhab karya Abu Isḥāq al-Shīrāzīy. Selain itu, juga
ditemukan bahwa A-l-qur’an dan Tafsīr al-Qur’ān al-‘Aẓhīm merupakan rujukan Shakūr untuk menulis
kisah tentang Asiah istri Fir’un dan kisah dengan Nabi Musa yang dinikahkan dengan puteri Nabi Shu’ib
di Negeri Madyan. Kisah-kisah ini dibahasakan kembali oleh Shakūr dalam bahasa yang sederhana
dengan harapan dapat dibaca oleh seluruh generasi Islam. Upaya pengemasan ulang kisah-kisah ini
diharapkan dapat menjadi referensi Islami bagi generasi millenial yang sumber bacaannya telah
didominasi oleh tokoh-tokoh non-Islam.
Kata Kunci: interteks, manuskrip, referensi Arab, kisah Islami, kemas ulang informasi.