Search for collections on Scholar Repository UIN Imam Bonjol Padang

REFORMULASI PROSES PEMBELAJARAN GUNA MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG PROGRESIF DAN TRANSFORMATIF DALAM BIDANG PERBANDINGAN MAZHAB

Hamda, Sulfinadia (2017) REFORMULASI PROSES PEMBELAJARAN GUNA MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG PROGRESIF DAN TRANSFORMATIF DALAM BIDANG PERBANDINGAN MAZHAB. FAKULTAS SYARIAH IAIN IMAM BONJOL PADANG.

[thumbnail of JURNAL] Text (JURNAL)
Reformulasi_Proses_Pembelajaran_Guna_Mewujudkan_Pendidikan_yang_Progresif_dan_Transformatif_dalam_Bidang_Perbandingan_Mazhab.pdf - Published Version

Download (4MB)

Abstract

Konsep pendidikan lama, situasi pembelajaran didominasi oleh dosen. Mahasiswa lebih bersifat pasif menerima sepenuhnya materi apa saja yang di sampaikan dan diberikan dosen. Kurikulum, mutlak direncanakan, disusun dan dibuat oleh pemerintah dan dosen atau lembaga tanpa mengikutsertakan mahasiswa. Berkait dengan hal tersebut berdasarkan studi psikologi dan sosiologi pendidikan, Masyarakat pendidikan umumnya menghendaki perubahan dan hendaknya konsep pendidikan terutama dalam pengajaran agar lebih memperhatikan minat, kebutuhan dan kesiapan mahasiswa untuk belajar.
Secara konseptual, ada tiga paradigma pendidikan yang dapat memberi peta pemahaman mengenai paradigma apa yang menjadi pijakan penyelenggaraan pendidikan di Indonesia yang berdampak sangat serius terhadap perubahan sosial. Pertama, paradigma konservatif. Paradigma ini berangkat dari asumsi bahwa ketidaksederajatan masyarakat merupakan suatu keharusan alami, mustahil bisa dihindari serta sudah merupakan ketentuan sejarah atau takdir Tuhan. Perubahan sosial bagi mereka bukanlah suatu yang harus diperjuangkan, karena perubahan hanya akan membuat manusia lebih sengsara saja. Pada dasarnya masyarakat tidak bisa merencanakan perubahan atau mempengarhui perubahan sosial, hanya Tuhan lah yang merencanakan keadaan masyarakat dan hanya dia yang tahu makna dibalik itu semua. Sebagian besar penyelenggaraan sekolah yang dikelola oleh kaum tradisionalis berangkat dari paradigma konservatif ini. Penyelenggaraan sekolah atau madrasah dalam perspektif dan paradigma konservatif memang terisolasi dari persoalan persoalan kelas maupun gender ataupun persoalan ketidak adilan di masyarakat. Kurikulum sekolah secara jelas bagi kaum konservatif juga tidak ada kaitannya dengan sistem dan struktur sosial diluar sekolah, seperti sistem kapitalisme yang tidak adil.
Kedua paradigma pendidikan Liberal. Kaum liberal, mengakui bahwa memang ada masalah di masyarakat. Bagi mereka pendidikan sama sekali steril dari persoalan politik dan ekonomi masyarakat. Tugas pendidikan cuma menyiapkan mahasiswa untuk masuk dalam sistem yang ada. Sistem diibaratkan sebuah tubuh manusia yang senantiasa berjalan harmonis dan penuh keteraturan (functionalism structural). Kalaupun terjadi distorsi maka yang perlu diperbaiki adalah individu yang menjadi bagian dari sistem dan bukan sistem. Pendidikan dalam perspektif liberal menjadi sarana untuk mensosialisasikan dan mereproduksi nilai-nilai tata susila keyakinan dan nilai-nilai dasar agar stabil dan berfungsi secara baik dimasyarakat. Oleh karena itu masalah perbaikan dalam dunia pendidikan bagi mereka sebatas usaha reformasi ‘kosmetik’ seperti perlunya: membangun gedung baru, memoderenkan sekolah; komputerisasi; menyehatkan rasio mahasiswa-dosen, metode pengajaran yang effisien seperti dynamics group, learning by doing, experimental learning dan sebagainya. Hal-hal tersebut terisolasi dengan struktur kelas dan gender dalam masyarakat. Akar dari pendidikan semacam dapat ditelusuri dari pijakan filosofisnya yakni, paham liberalisme, suatu pandangan yang menekankan pengembangan kemampuan, melindungi hak, dan kebebasan (freedoms), serta proses perubahan sosial secara inskrimental demi menjaga stabilitas jangka panjang.

Item Type: Article
Subjects: Pendidikan > L Education (General)
Depositing User: Zulfitri Pustakawan
Date Deposited: 29 Jul 2022 07:27
Last Modified: 29 Jul 2022 07:27
URI: https://scholar.uinib.ac.id/id/eprint/116

Actions (login required)

View Item
View Item